Jumat, 20 Mei 2011

PERMAINAN RAKYAT

Permainan Rakyat

Di Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan terdapat berbagai pemainan rakyat atau permainan tradisional seperti : Gasing, Galah panjang, Patuk Lele, Guncang Calung, Kaki Anggau (Egrang), Pacu Sampan, dll  

Ø  GASING
Gasing terbuat dari kayu,biasanya masyarakat Tanah Putih membuat Gasing tersebut dari kayu Tempuyan, Loban, Temonsu, dll. Karna kayu ini dianggap kuat dan tidak mudah pecah jika diadu atau di mainkan. Permainan gasing dimainkan 2-6 orang dengan cara membagi atas 2 kelompok
.
Ø  GALAH PANJANG
Permainan ini di mainkan dengan cara membuat garis persegi empat dengan menarik garis dari sisi tengah persegi empat tersebut dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan,permainan ini dilakukan dengan cara menjaga garis tersebut supaya tidak dilewati pemain lain lain permainan ini di mainkan 3-4 orang dalam satu kelompok
 
Ø  PATUK LELE
Permainan ini menggunakan objek kayu yang di potong-potong dengan ukuran 10-15CM
Dan satu kayu panjang yang berukuran ± ½ meter, kayu panjang tersebut digunakan untuk memukul kayu berukuran 10-15CM tersebut dengan cara menancapkannya ditanah lalu dipukul kelompok yang jaga harus menagkap kayu tersebut.
 
Ø  GUNCANG CALUNG (KALENG)
Kalau pengunjung ingin mengetahui tentang permainan iko tanyo ajo samo uyang tanah putih, alnya lagi poneng nak menjoleh kan nyo.
 
Ø  KAKI ANGGAU (EGRANG)
Biasonyo kaki anggau ko tebuek dari buluh……pasti dah tau kan kaki anggau tu apa? Jadi tak polu lah saya jelaskan lai.
 
Ø  PACU SAMPAN
Biasanya event ini diadakan pada Saat 17 Agustus atau hari kemerdekaan RI dan pada hari AYO keduo atau ketigo.Tapi sayangnya dalam beberapa tahun terakhir ini event tersebut tak pernah diadakan lagi, mungkin karna kurang nya perhatian pemerintah setempat dan antusias dari masyarakat Tanah Putih.

SARAN SAYA SEBAGAI OWNER BLOG INI KHUSUS NYA KEPADA REKAN-REKAN MAHASISWA!! Marilah bersama kita menjaga kelestarin permainan rakyat tersebut….

Minggu, 15 Mei 2011

BONO SUNGAI ROKAN


BONO SUNGAI ROKAN


Bono Sungai Rokan merupakan gelombang yang sangat besar.. dengan menyatunya gelombang laut, kemudian gelombang tersebut menghempas ke muara sungai Rokan serta melintas menyisir bibir sungai Rokan, Bono terjadi setiap hari bersamaan dengan pasang surut air laut. Gelombang Bono seperti halnya gelombang tinggi laut, bagai ombak yang mencapai ketinggian 3 – 5 meter. Gulungan gelombang Bono yang menghasilkan tenaga gelombang yang luar biasa besar. Kedatangan gelombang yang termasuk fenomena alam ini ditandai suara gemuruh di kejauhan debur gelombang Bono disertai anginnya pun keras ; Saat awal kedatangan Bono terdengar suara gemuruh dan percikan air, lalu gelombang bono setinggi 3 – 5 meter itu melintas dengan cepat sampai ke hulu sungai. Para pelaut dan nelayan sangat takut bila bertemu dengan bono, jika salah hitungan bisa-bisa sampan (perahu) yang dikemudikan menjadi mangsa bono. Namun, ditepian bibir sungai terlihat ramai masyarakat khususnya budak-budak (anak-anak) yang ingin menyaksikan Bono tersebut. Masyarakat setempat bermain dengan bono denagan cara naik diatas punggung bono menggunakan Sampan atau But kato uyang awak, hal ini dapat kita nikmati di tepian sungai Rokan seperti Di Tanah Putih Tanjung Melawan.
Tanah Putih Tanjung Melawan merupakan salah satu kecamatan di ROHIL yang strategis posisi geografisnya, salah satu potensi yang masih belum menjadi perhatian Pemerintah akan kandungan sumber daya alam tersembunyi seperti Bono sungai Rokan Hilir yang belum dikelola dan dimanfaatkan menjadi objek wisata.Jika Bono Sungai Rokan dikelola dapat memberi kontribusi terhadap pendapatan daerah, asal dikelola dengan sistem perencanaan dan pengembangan yang dilakukan secara terarah dan sisitematis.
Dalam pembahasan tentang pengembangan potensi Bono Sungai Rokan memiliki sisi keunikan tersendiri. Bono atau gelombang pasang naik akibat pertemuan air laut dengan arus air sungai Rokan adalah peristiwa fenomena alam yang unik dan sangat menarik di wilayah pulau kecil Rokan Hilir (Rohil), Bono Sungai Rokan dapat diamati atau dilihat di kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan, Rimbo melintang, khususnya di desa-desa Teluk pulau, Sungai manasil, Teluk Bono dan Langgadai Hilir. Termasuk gelombang Bono juga terdapat di Desa Teluk Meranti di Semenanjung Kampar (sungai Kampar) yang masuk wilayah Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Gelombang Bono juga terdapat di sungai Amazon, Benua Amerika.
Selain Bono, di tengah-tengah sungai Rokan yang bertepatan di kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan  juga terdapat pulau pasir yang membentang dengan hamparan pasir yang bewarna kecoklatan, masyarakat tanah putih menyebut pulau pasir tersebut dengan nama (BOTING). Setiap sore banyak masyarakat yang pergi ke BOTING khususnya anak-anak untuk bermain bola, bermain air kalau bahasa Tanah Putih nyo (BEKUBANG), atau hanya berjalan diatasnya untuk menikmati keindahan BOTING tersebut.


Sabtu, 14 Mei 2011

KERAJAAN TANAH PUTIH

Kerajaan Tanah Putih

Pada masa dulu terdapat sebuah kerajaan yang gemilang bernamaTanah Putih. Konon, sebelum menjadi Tanah Putih negeri ini disebut Tanjung Melawan. Ada lagi kerajaan yang tempatnya berdekatan dengan Kerajaan Tanjung Melawan yaitu Kerajaan Tungtung Kapur. Catatan mengenai keberadaan awal berdirinya negeri Tanah Putih ini sangat sedikit. Informasi yang agak jelas hanyalah setelah Tanah Putih bergabung dengan Kerajaan Siak pada tahun 1730 bersamaan dengan bergabungnya Kerajaan Bangko dan Kubu.

Wilayah yang menjadi 
negeri Tanah Putih adalah Segerogah mengikuti Sungai Rokan, mudik ke Pasir Rumput berbatasan dengan daerah Kunto di Kota Intan, kemudian dari Sarang Lang mengikuti Sungai Rokan mudik kekiri masuk ke Batang Kuman, lalu ke Muara Batang Buruk sampai watas ( batas ) air mendidih di Kepenuhan. Kemudian dari Sungai Ragung sampai Batin Delapan, dari Tanjung Serogah ke Hulu daratan di Sungai Daun aran kekanan. Ke Sungai Mahna hingga ke Hulu kemudian ke Lengkuas berbatasan dengan Tambusai.

Rakyat Tanah Putih terdiri dari 4 suku. Keberadaan suku-suku di Tanah Putih yang disebut dalam Bab Al Kawaid antara lain :
•Suku Melayu Besar dengan kepala suku bergelar Dt. Setia Maharaja
•Suku Melayu Tengah dengan kepala suku bergalar Dt. Raja Muda
•Suku Mesah dengan kepala suku bergelar Dt. Meraja Lela
•Suku Batu Hampar dengan kepala suku bergelar Dt. Sura Diraja
Sedangkan Kepala Negeri Tanah Putih bergelar Datuk Setia Maharaja dari suku Melaya Besar.

Mata pencaharian rakyat Tanah Putih cukup bragam diantaranya: Peteni,Nelayan dan mencari kayu dihutan untuk dijual ke Bagan (beloban), kayu tersebut  dijadikan bahan membuat kappal. Kehidupan rakyat Tanah Putih cukup sejahtera di bandigkan dengan kehidupan rakyat yang ada disekitar Tanah Putih pada masanya.
Seiring dengan perkembangan zaman, suku yang ada di Tanah Putih menjadi atas 5 suku yaitu:
1.Suku Melayu Besar dengan kepala suku bergelar Dt. Setia Maharaja
2.Suku Melayu Tengah dengan kepala suku bergalar Dt. Raja Muda
3.Suku Mesah dengan kepala suku bergelar Dt. Meraja Lela
4.Suku Batu Hampar dengan kepala suku bergelar Dt. Sura Diraja
5.Suku Labuhan Papan dengan kepala suku (masih dalam pengembangan)
Ya, hanya segitulah yang saya tahu tentang Tanah Putih, jika rekan-rekan pengunjung mengetahui lebih details tontang Tanah Putih ko  mohon kirimkan infonyo yo ke  Email: infotaput@gmail.com

TUAN SYEKH ZAINUDDIN ROKAN


Tuan Syekh Zainuddin Tanahputih

Tuan Syekh Zainuddin mengembangkan tarikat Naqshabandiyah di Tanahputih. Hidupnya kurang lebih sezaman dengan Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan, bahkan keduanya berkerabat dekat setelah anaknya yang bernama Maryam menikah dengan Tuan Guru Besilam tersebut. Tuan Syekh Zainuddin juga belajar tarikat di Jabal Abi Qubis Mekah, kemudian beramal sendiri. Doa-doanya sering makbul, sehingga beliau tidak hanya dikenal, berwibawa, dan dihormati di kampung-kampung sekitar Tanahputih, tapi juga  ke hilir dan ke hulu sungai Rokan (sampai ke Pasir Pengarayan).

Makam
tuan SyekhZainuddin terletak di Tanahputih Tanjung melawan bersebelahan dengan masjid raya Tanah Putih Tanjung Melawan (masjid raya An-Nur). Di makam tersebut terdapat Tampayan atau orang tanah putih bilang (TAKE) yang berisi air yang tak habis-habis walaupun sering diambil oleh para peziarah makam tersebut, konon air tersebut dipercaya dapat menyambuhkan berbagai penyakit. Sampai saat ini makam Tuan Syekh Zainuddin masih ramai diziarahi orang dari berbagai penjuru, terutama pada hari Jumat dan pada hari-hari besar Islam.